Kamis, 27 Januari 2011

Andai Saja Noun Tidak Ada

‘Noun’ yang dalam bahasa Indonesia tenar dengan julukan kata benda, memang unsur yang sangat penting dalam pengetahuan bahasa. Tanpa adanya noun tidak akan mungkin sebuah tulisan terlihat menarik untuk dibaca. Coba saja hitung ada berapa noun yang tercatat di buku-buku, koran, majalah dll, hmm, pasti sobat-sobit tak kan sanggup (baca: malas) menghitungnya.

Sebelum lebih lanjut berandai-andai tentang noun, alangkah baiknya jika saya kutipkan referensi yang diungkapkan oleh Frank (1972:6) tentang noun berikut ini:

The noun is one of the most important parts of speech. Its arrangement with the verb helps to form the sentence core which is essential to every complete sentence. In addition, it may function as the chief or “head” word in many structures of modification. (Frank, 1972:6)

Dari penjelasan Frank tersebut, dapat disimpulkan bahwa noun itu menjadi salah satu elemen parts of speech yang penting yang hubungannya dengan verb dapat membentuk sebuah kalimat utama.Pernahkah sobat-sobit membayangkan berapa banyak tempat-tempat yang pernah sobat-sobit kunjungi? Atau pernahkah sobat-sobit mengingat-ingat seberapa teman, guru, siswa, mahasiswa, dosen, saudara, keluarga, tetangga, pamong desa, satpam, camat, bupati, gubernur, menteri, presiden, sopir, kenek, dan orang-orang yang sobat-sobit kenal lainnya? Atau pernahkah sobat-sobit mencatat seberapa banyak makanan, minuman, alat-alat tulis, barang-barang elektronik, dan benda-benda lainnya yang pernah sobat-sobit makan, minum, pegang, tendang, ataupun banting? 

Semuanya itu tergantung sobat-sobit semuanya. Orang-orang, barang-barang ataupun tempat-tempat disekitar kita, jika kita tulis semua dan disusun menjadi sebuah kalimat, maka entah berapa eksemplar yang bisa dicetak, mungkin perusahaan percetakkan ternama sekalipun tak sanggup mencetaknya.Itu semua belum menghitung hal-hal yang abstrak, seperti keindahan, kecantikan, kejelekan, kebisingan, dan lain-lainnya. Huh pasti sangat menjengkelkan jika kita disuruh menuliskan semuannya.

Sebagai contoh ada tema sebuah tulisan yang berjudul Irfan Bachdim ternyata keturunan kyai? Dicek saja judul tersebut jika tidak ada noun pasti tinggal kata ternyata saja. Baik Irfan Bachdim ataupun keturunan kyai, kedua-duanya salah satu jenis noun. Lanjut, buku-buku berlabel bestseller sekalipun, pasti turun jabatan (tidak laku) jika tidak ada noun didalamnya. Program tv, pidato, pengajian, forum diskusi, dll pasti akan sepi jika tidak menyajikan noun. Sekedar analisa saya saja, dari sekian banyak postingan para blogger, semuanya tidak jauh-jauh menuliskan noun sebagai tema yang akan dibahas. Jika tidak ada, berarti tidak ada yang dibahas dong.

Saya mohon maaf jika postingan ini hanya berandai-andai saja, karena intinya seorang pelajar/mahasiswa harus mengetahui fungsi-fungsi dan jenis-jenis noun agar bisa menulis laporan, makalah, skripsi, bahkan disertasi dengan baik dan benar. (hehe kaya saya bisa aja). Untuk pembahasan lumayan lengkap tentang jenis-jenis noun ada disini.

Referensi:

Frank, Marcella. 1972. Modern English Grammar; A Practical Reference Guide. New Jersey:Prentice-Hall Inc.


0 komentar:

Posting Komentar