Kamis, 24 Februari 2011

Sentence: Pendahuluan

Belajar Grammar tak akan pernah jauh-jauh dengan istilah yang populer dengan nama ‘sentence’. Ya, ingat SENTENCE. Harus diakui pembahasan mengenai ‘sentence’ hampir selalu dimunculkan dalam buku-buku Grammar. Karena jika tidak, tentu buku grammar yang tidak mencantumkan ‘sentence’ di dalamnya akan dicap sebagai buku Grammar murahan (kata saya hehe). Oleh karena itu, dalam postingan kali ini seperti biasa saya akan memberikan kutipan-kutipan penting tentang pembahasan sentence yang diungkapkan oleh Frank (1972:220-223) di buku edisi pertamanya. Tak perlu khawatir, meskipun buku yang saya kutipkan ini adalah terbitan edisi pertama, namun buku Grammar karya Marcella Frank yang berjudul Modern English: A Practical Reference Guide ini adalah salah satu buku Grammar terbaik saat ini. ( Mungkin itu adalah referensi pertama yang dijadikan acuan utama saya saat membahas masalah Grammar, kalau sudah punya duit semoga saya bisa beli yang edisi keduanya hehe). Oke langsung saja, berikut penjelasan ringkas dan semoga saja jelas.

Definisi ‘Sentence’ 

Menurut Frank (1972:220), ada dua cara mendefinisikan sentence dalam teori grammar terdahulu:

1.   By Meaning

According to this definition, a sentence is a ‘complete thought’. Such definition is inadequate, however, because of the vagueness of the term ‘complete thought’. By seeing and hearing a statement, how do we know it is a ‘thought’, and what makes it ‘complete’?

Menurut maknanya, definisi kalimat adalah sebuah ide, konsep, pikiran yang sempurna. Akan tetapi menurut Frank, definisi ini tidak cukup karena kejanggalan istilah ‘complete thought’. Dengan melihat dan mendengar penjelasan tadi, bagaimana kita tahu kalimat adalah sebuah pikiran?, dan apa yang membuatnya sempurna?

2.   By Function

According to this definition, a sentence consists of a subject and a predicate. This definition is more satisfactory because it is actually possible to identify the structural functions of subject and predicate in a sentence.

Sementara itu, definsi kalimat menurut fungsinya menyebutkan bahwa kalimat terdiri dari subyek dan predikat. Menurut Frank, definisi ini lebih memuaskan karena mengidentifikasi fungsi struktur subyek dan predikat dalam sebuah kalimat sangatlah mungkin terjadi.

Dengan menggabungkan karakteristik formal dan fungsional sebuah kalimat, Frank mendefinisikan kalimat sebagai berikut:

“A sentence is a full predication containing a subject plus a predicate with a finite verb.”

Kalimat adalah sebuah susunan lengkap yang terdiri dari subject dan predikat yang berupa finite verb.

Keterangan: (Bahan Perdebatan)

Nah kan? Disitu kalimat harus terdiri dari subyek. Untuk mempermudah pemahaman tentang subyek, bisa sobat lihat di posting tentang jenis-jenis subyek.

Selain itu, sebuah kalimat harus memiliki a finite verb. Apa sih finite verb? Kok baru denger, hehe ketahuan deh, untuk mempermudah pemahaman tentang finite verb, alangkah baiknya kita jelaskan bahwa inti finite verb adalah bukan auxiliary verb. Dengan kata lain finite verb sama dengan ordinary verb dan bukan kata kerja bantu (auxiliary)

Contoh:

Kalimat yang benar

Sally is sleeping.

Kalimat yang salah

Sally is.
Cukup belum definisinya kira-kira? semoga saja cukup, karena pembahasan sentence nantinya akan sangat memusingkan kepala (itu kalo lagi sakit kepala hoho) Piss.



Referensi:

Frank, Marcella. 1972. Modern English; A Practical Reference Guide. New Jersey: Prentice Hall, Inc.

0 komentar:

Posting Komentar